Polarisasi merasuk relung-relung ux writing

M Jemmi Visgun
3 min readJan 18, 2024

Disclaimer~ Polarisasi biasa dikenal sebagai konsep yang berasal dari sains, nan melibatkan cahaya, radiasi, atau magnet yang bergerak ke arah tertentu.

Namun kali ini kita akan penggal polarisasi secara bahasa dan komunikasi.

Polarisasi merupakan penggunaan bahasa yang menciptakan dua pilihan yang berlawanan. Dalam UX writing, polarisasi dapat digunakan untuk meningkatkan kejelasan dan kemudahan penggunaan. Misalnya, sebuah tombol yang bertuliskan “Beli” atau “Batalkan” memberikan dua pilihan yang jelas bagi pengguna.

Polarisasi telah lama menjadi perhatian filusuf, salah satunya Plato,
yang berpendapat bahwa bahasa memiliki dua fungsi utama: untuk menggambarkan realitas dan untuk mengekspresikan emosi. Polarisasi dapat digunakan untuk menggambarkan realitas dengan menciptakan dua kutub yang berlawanan. Misalnya, kata “panas” dan “dingin” menciptakan dua kutub yang berlawanan untuk menggambarkan suhu.

Dalam filsafat modern, polarisasi juga dikaji oleh para filsuf seperti John Locke dan David Hume.

Locke berpendapat bahwa bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir. Polarisasi dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan lebih jelas dan efektif. Misalnya, sebuah kalimat yang bertuliskan “Beli atau batalkan” lebih jelas dan efektif daripada kalimat yang bertuliskan “Ambil tindakan”.

Sedangkan Hume berpendapat bahwa bahasa adalah alat yang digunakan untuk mempengaruhi pikiran orang lain. dengan menciptakan rasa urgensi atau dengan menawarkan pilihan yang terbatas. Misalnya, sebuah iklan yang bertuliskan “Beli sekarang atau kehilangan kesempatan ini!” menciptakan rasa urgensi.

Polarisasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan engagement dan konversi.
Misalnya, sebuah headline yang bertuliskan “Dapatkan diskon 50% sekarang!” menciptakan rasa urgensi dan mendorong pengguna untuk mengambil tindakan.
Secara filosofis, penerapan polarisasi dalam UX writing didasarkan pada premis bahwa manusia lebih mudah memahami dan menanggapi pilihan yang jelas. Ketika pengguna dihadapkan pada dua pilihan yang berlawanan, mereka lebih mudah membuat keputusan.

Polarisasi dalam UX Writing secara Epistimologi
Yakni mempelajari asal usul, sifat, dan batas pengetahuan.
Dalam konteks UX writing, epistimologi penerapan polarisasi dapat dikaji dari dua perspektif:

  • Perspektif user: Polarisasi dapat meningkatkan pengetahuan pengguna tentang produk atau layanan. Misalnya, sebuah headline yang bertuliskan “Dapatkan diskon 50% sekarang!” dapat membantu pengguna memahami bahwa mereka dapat menghemat uang jika mereka membeli produk atau layanan tersebut sekarang.
  • Perspektif designer: Polarisasi dapat meningkatkan pengetahuan desainer tentang kebutuhan pengguna. Misalnya, dengan menggunakan polarisasi, desainer dapat memahami pilihan yang paling penting bagi pengguna.

Secara umum, penerapan polarisasi dalam UX writing dapat dianggap sebagai praktik yang epistemik. Hal ini dikarenakan polarisasi dapat meningkatkan pengetahuan pengguna dan designer tentang produk atau fitur.

Penerapan Polarisasi dalam UX Writing
Polarisasi telah lama digunakan dalam desain komunikasi. Dalam iklan, polarisasi sering digunakan untuk menciptakan rasa urgensi atau untuk mendorong pembelian. Misalnya, iklan yang bertuliskan “Beli sekarang atau kehilangan kesempatan ini!” adalah contoh penggunaan polarisasi.
Polarisasi juga telah digunakan dalam desain produk. Misalnya, tombol “Beli” dan “Batalkan” adalah contoh penggunaan polarisasi yang umum.
Dalam UX writing, penerapan polarisasi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran akan pentingnya kejelasan dan kemudahan penggunaan dalam desain produk digital.

Contoh polarisasi dalam UX writing:

  • Button: Button “Beli” dan “Batalkan” adalah contoh penggunaan polarisasi yang umum. Tombol-tombol ini memberikan dua pilihan yang jelas bagi pengguna: membeli atau membatalkan.
  • Headline: Headline yang bertuliskan “Dapatkan diskon 50% sekarang!” adalah contoh penggunaan polarisasi untuk meningkatkan engagement dan konversi. Headline ini menciptakan rasa urgensi dan mendorong pengguna untuk mengambil tindakan.
  • Form: Formulir yang memiliki dua pilihan untuk setiap pertanyaan adalah contoh penggunaan polarisasi untuk meningkatkan kejelasan dan kemudahan penggunaan. Misalnya, formulir yang menanyakan “Jenis kelamin” dapat memiliki dua pilihan: “Laki-laki” dan “Perempuan.”

Polarisasi, seperti siang dan malam, Menciptakan dua kutub yang berlawanan. Satu kutub adalah cahaya, Dan satu kutub adalah kegelapan, menciptakan rasa urgensi, Seperti suara lonceng yang bergema di malam hari. Atau, polarisasi dapat digunakan untuk menawarkan pilihan yang terbatas, Seperti sinar cahaya yang menerobos kedalam kegelapan.”

Polarisasi adalah zat kuat yang bisa digunakan untuk meningkatkan kejelasan, kemudahan penggunaan, engagement, dan konversi. Namun, penting untuk digunakan dengan sangat hati-hati agar tidak menyinggung user.

--

--

M Jemmi Visgun
M Jemmi Visgun

No responses yet